Rabu, 28 Maret 2012
kumpulan puisi khairil anwar.
Anwar adalah penyair terkenal
di Indonesia sampai saat ini. Dia
merupakan legenda dalam
menciptakan puisi yang sangat
bagus. Chairil Anwar dilahirkan
di Medan, 26 Julai 1922 lalu
hijrah dan menetap di Jakarta.
Berikut ini merupakan Kumpulan
Lengkap Puisi Chairil Anwar
yang sampai saat ini masih
sangat disukai oleh pecinta puisi
Indonesia.
DERAI DERAI CEMARA
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap
merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa
tahan
sudah berapa waktu bukan
kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu
bahan
yang bukan dasar perhitungan
kini
hidup hanya menunda
kekalahan
tambah terasing dari cinta
sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak
terucapkan
sebelum pada akhirnya kita
menyerah
PUISI KEHIDUPAN
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak
tangga yang baru
Karena aku akan membuka
lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang
baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok
kebelakang
Ternyata aku masih banyak
berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-
pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih
jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar
duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu
tanggal dan bulan yang sama di
tahun depan?
Akankah aku masih merasakan
rasa ini pada tanggal dan bulan
yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi
kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda
kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam
adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba
bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari
ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat
hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna
sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat
wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat
senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah
AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan
merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna
pelangi
Kau depanku bertudung sutra
senja
Di hitam matamu kembang
mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun
bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam
mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu
lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu
terbuka
Selama matamu bagiku
menengadah
Selama kau darah mengalir dari
luka
Antara kita Mati datang tidak
membelah
YANG TERAMPAS DAN YANG
PUTUS
kelam dan angin lalu
mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana
dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba
jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku
y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar,
dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah
baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang
bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita
dan peristiwa berlalu beku
1949
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar